''

Image by FlamingText.com
Image by Aldy.com

12.9.11

Ikhlas dan Sabar





Saya memohon kekuatan dan Allah Swt memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat. Saya memohon kebijakan.. dan Allah Swt memberi saya persoalan untuk diselesaikan. Saya memohon kemakmuran.. dan Allah Swt memberi saya otak dan tenaga untuk bekerja. Saya memohon keteguhan hati.. dan Allah Swt memberi saya bahaya untuk diatasi.. Saya memohon cinta.. dan Allah Swt memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong. Saya memohon kemurahan dan kebaikan hati.. dan Allah Swt memberi saya kesempatan-kesempatan. Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan. Kadang Allah Swt tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Allah Swt memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti atau mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, kenyataan itulah yang terbaik untuk kita. Berserahlah senantiasa.. Lewat Do'a.. Semoga jiwa yang gersang kembali merekah.. Hati yang mati kembali bersinar.. Dan nurani yang tertutup kembali terbuka..

11.7.11

1 Langkah Kedepan




Tetap bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam keadaan tetap bergerak, kita menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju sekalipun pelan, daripada tak bergerak sama sekali.
Dalam hidup kita mungkin sering merasa buntu hanya karena kita ingin mengambil satu langkah yang terlalu besar. Akibatnya masalah  kita akan jadi terlihat  besar sekali, kompleks dan tak terselesaikan. Hasilnya kita hanya termenung dan tak bergerak . 

Sabar dan coba mundur sebentar. Perhatikan tantangan kita. Tidakkah lebih memungkinkan bagi kita untuk mengambil langkah-langkah pendek terus menerus, ketimbang berusaha “menelan” semua masalah sekaligus. Satu langkah kecil demi satu langkah kecil, asalkan kita tak berhenti, adalah cukup, karena kita masih memeiliki hari esok dan masih ingin bergerak maju. Dan bukan berhenti………..


25.6.11

"Milik Kita"


Saya selalu percaya, bahwa jalan keberhasilan ini adalah milik kita pada saat kita menyadari bahwa kita bertanggung jawab penuh atas segala sesuatunya dan kita tak menemukan alasan apapun untuk menyalahkan orang lain.. Karena, disaat itulah kita menemukan jalan untuk diri kita sendiri. Disaaat itu juga kita menyadari kebebasan dan hilangnya ketakutan. Hanya kitalah yang mampu memikul hidup kita sendiri, bukan orang lain..
Bila kita menganggap hidup adalah beban, maka pikullah… Bila kita menganggap hidup ini adalah harta yang tak terhingga, maka berbagilah.. kerjakan yang terbaik dari diri kita. Tujuan hidup akan kita temukan disaat kita menyadari sesungguhnya perjalanan diri kita. Kita  tak akan menemukan apa-apa bila bila diam dan tak melakkukan sesuatu apapun….


16.6.11

Pikiran Membelenggu


Hampir seluruh persoalan hidup bermula dari ketidakmampuan kita menerima hidup ini apa adanya. Kita tak mampu berkompromi pada kenyataan. Kita tak sudi melepaskan kacamata paradigma  dan melihat realitas secara sederhana. Kita  lebih suka bermain-main dengan persepsi. Kita lebih senang berlindung  membenarkan pikiran diri sendiri. Padahal itu adalah bentuk lain dari belenggu sehari-hari.

Mari sejenak kita pejamkan mata. Menemukan kesejukan pikiran.
Menggali ketentraman perasaan. Menyentuh jiwa yang tenang.
Menekuni setiap tarikan nafas. Menyadari keberadaan kita di bumi ini.
Meneguhkan kembali ikrar kita pada semesta yang agung. 
Ikrar untuk mencurahkan yang terbaik bagi hidup ini, dan membiarkan tanagan-tanganNya menuntun setiap gerak kita sehari-hari....
**************************

10.6.11

Bersyukur Pada Apapun itu...


Anda wajib mensyukuri apapun yang menimpa anda. Ini bukan masalah keberuntungan. Bersyukur menuntun anda untuk senantiasa menyingkirkan sisi negatif dari hidup. Orang lain mungkin mengatakan bahwa anda tidak realistis. namun sebenarnya sikap anda jauh lebih realistis, yaitu membebaskan diri anda dari kecemasan atas kesalahan.
Bersyukur mendorong anda untuk bergerak maju dengan penuh antusias. Tak ada yang meringankan hidup anda selain sikap bersyukur. semakin banyak anda bersyukur semakin banyak anda menerima. semakin banyak anda mengingkari, semakin berat beban yang anda jejalkan pada diri anda. kebanyakan oranmg lebih terpaku pada kegagalan, lalu mengingkarinya. Sedikit sekali yang melihat kepada keberhasilan lalu mensyukurinya. Karena anda tidak akan pernah berhasil dengan menggerutu dan berkeluh kesah. Anda berhasil karena berusaha. sedangkan usaha anada lakukan karena anda melihat sisi positif. Hanya dengan bersyukurlah sisi positif itu tampak dipandangan anda......

Ya Tuhan..ampunilah kami yang belum menjadi jiwa yang patuh, yang datang berdoa saat bersedih, tapi sering lupa setelah Engkau selamatkan............(Ian)
 By: Ian


24.5.11

Hidup Yang Bermakna




Hidup adalah indah. Ia akan menjadi indah kalau kita bisa menciptakan keindahan dalam hidup kita.
Hidup adalah kejam. bila kita membuatnya dalam ketidaknyamanan. Tidak menerima diri sendiri apa adanya. Dan selalu berusaha lebih dari yang lain.
Hidup itu sederhana. Sesederhana kita lahir di dunia. Tanpa satu barang pun melekat dalam tubuh kita.
Maka mulai sekarang cobalah menghargai hidup. Tapi memang kita justru sering terperangkap dalam pencarian makna hidup.
Sangat sulit tapi memang harus dijalani.
Mau tak mau kita harus memandang hidup ini sesederhana mungkin. Hadapi, Jalani, dan jangan terlalu berpikir terlalu berat. Pandanglah semua hidup secara sederhana, tapi jangan sampai kita tidak mau berbuat apa apa.
Itulah hidup..Setiap orang punya cara pandang sendiri dalam memaknai hidup.
Begitu juga saya, kita dan anda semua..

~~~~~~~~~~~Ian~~~~~~~~~

Hidup Yang Bermakna




Hidup adalah indah. Ia akan menjadi indah kalau kita bisa menciptakan keindahan dalam hidup kita.
Hidup adalah kejam. bila kita membuatnya dalam ketidaknyamanan. Tidak menerima diri sendiri apa adanya. Dan selalu berusaha lebih dari yang lain.
Hidup itu sederhana. Sesederhana kita lahir di dunia. Tanpa satu barang pun melekat dalam tubuh kita.
Maka mulai sekarang cobalah menghargai hidup. Tapi memang kita justru sering terperangkap dalam pencarian makna hidup.
Sangat sulit tapi memang harus dijalani.
Mau tak mau kita harus memandang hidup ini sesederhana mungkin. Hadapi, Jalani, dan jangan terlalu berpikir terlalu berat. Pandanglah semua hidup secara sederhana, tapi jangan sampai kita tidak mau berbuat apa apa.
Itulah hidup..Setiap orang punya cara pandang sendiri dalam memaknai hidup.
Begitu juga saya, kita dan anda semua..

~~~~~~~~~~~Ian~~~~~~~~~

Saat Untuk Melepaskan


Resensi
By motivation


Ada hal-hal yang sebenarnya tidak ingin kita lepaskan. Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan. Tapi, ada saat dimana kita harus melepaskan. karena mungkin orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.. kadang kita mesti melihat segala sesuatu dari sisi yang berbeda. melepaskan segala sesuatu yang tak kita inginkan bukan berarti adalah akhir dari dunia dan segalanya tapi adalah awal dari kehidupan yang baru...

Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kebahagiaan kita sangat bergantung pada orang itu.
Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kita merasa dia itu  teristimewa dibandingkan dengan yang lain.
Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika kita takut tidak dapat menemukan yang seperti dia.
Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika begitu banyak saat saat indah senantiasa terbayang dibenak kita.
Kita tidak ingin melepaskan seseorang ketika hati kita berkata “Saya sangat mencintainya”. Ingatlah.... Melepaskan bukanlah akhir dari dunia melainkan awal dari suatu kehidupan baru…
Kita harus melepaskan seseorang karena kebahagiaan kita tidak tergantung padanya.
Kita harus melepaskan seseorang karena kita menyadari yang istimewa belum tentu yang terbaik buat kita.
Kita harus melepaskan seseorang karena kita tahu jika Tuhan mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.
Kita harus melepaskan seseorang ketika saat saat indah hanyalah tinggal masa lalu.
Kita harus melepaskan seseorang karena kepala kita berkata “tidak ada lagi yang dapat dipertahankan”.
Kegagalan tidak berarti Anda tidak mencapai apa apa… namun Anda telah memahami sesuatu… Segala sesuatu ada waktunya, ada saat mempertahankan, ada saat melepaskan…


17.5.11

Masa Lalu


by Ian

Teman, Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu..Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan. Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga.Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah. Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya. Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan  segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!.
Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam 'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada..
Jangan bersedih hati........
Ian

Masa Lalu



Teman, Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu..Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan. Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga.Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah. Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya. Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan  segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!.
Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam 'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada..
Jangan bersedih hati........

Masa Lalu

Sahabatku..Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu..Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan. Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga.Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah. Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya. Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan  segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!.
Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam 'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada..
Jangan bersedih hati........

Abadikah Semua Itu?



Disaat Matahari menampakkan dirinya di pagi hari, dan terus menerpakan sinarnya ke setiap sudut alam hingga puncaknya pada tengah hari. Menjelang senja, ia pun mulai bersiap-siap meninggalkan singgasananya untuk bertukar peran dengan rembulan yang akan bercahaya menerangi malam hingga fajar. Bulan tak sendiri, ia ditemani oleh bintang-bintang yang berkelipan, belum lagi lintasan-lintasan benda langit lainnya yang menjadikan alam atas teramat mengagumkan. Begitu seterusnya, tak pernah matahari menguasai sepanjang hari, bulan dan bintangpun demikian. Karena sesungguhnya, tak satupun dari mereka berhak memiliki hari sepenuhnya.
Terkadang, langit cerah disertai mentari pagi yang menghangatkan menjadi mimpi terindah setiap makhluk di muka bumi. Tapi, tidak akan pernah mentari seterusnya berseri dan langit cerah, karena bukan tidak mungkin atap dunia itu berubah mendung dan menghitam, mencekam dan menebar ketakutan. Angin sejuk sepoi-sepoi yang terasa menyegarkan saat belaiannya menyentuh kulit, sesaat kemudian bisa berputar dan berputar membentuk tornado yang dalam sedetik meluluhlantakkan semua yang terhampar di bumi. Air laut yang tenang, pantai yang indah dengan ombak yang melambai indah, hamparan pasir yang halus, disaat yang lain bisa menjadi gelombang air dahsyat yang menenggelamkan sejuta harapan, meninggalkan bekas yang memilukan.
Bunga-bunga yang hari ini terlihat indah merekah, satu dua hari kemudian akan layu dan memudar warnanya, bisa karena hempasan angin, sengatan matahari dan sebagainya. Dedaunan akan tetap berwarna hijau bila ia tetap menyatu dengan tangkainya, tatkala ia luruh dan jatuh ke tanah, mengeringlah ia. Embun pagi yang bening di ujung daun, dalam beberapa detik takkan lagi terlihat. Setelah jatuh, habislah ia. Tinggal menunggu esok pagi kan datang tuk bisa menikmati kembali beningnya. Unggas pagi, berteriak lantang pertanda dimulainya hari, tidak jarang, mereka membangunkan insan yang setengah malas dan kantuk masih di sudut mata. Ketika siang, saat manusia-manusia bergegas dalam segala bentuk aktifitas mereka, makhluk lain pun menjalankan perannya masing-masing.
Menjelang senja, sinar merah kekuningan seperti meminta perhatian makhluk bumi untuk bersiap menyambut malam. Tak hanya manusia, hewan-hewan bahkan binatang melata pun beriringan menuju rumah mereka, menikmati malam, memandangi rembulan dan bintang-bintang, dan mendengarkan hewan-hewan malam bersahutan mewarnai malam yang panjang, hingga menanti datangnya fajar. Manusia-manusia aktif yang terkadang tak kenal lelah, terlelap dalam buaian selimut, mimpi, harapan serta do’a. Hingga esok, ada yang terbangun, dan ada yang tetap terlelap, menutup mata untuk selamanya. Tugasnya sebagai manusia telah selesai. Tak ada manusia yang memiliki sepenuhnya hari, tak ada makhluk yang memiliki sepenuhnya kehidupan. Dan tak ada jiwa yang memiliki sepenuhnya apapun yang sesungguhnya bukan berasal darinya. Semua perubahan, kejadian, dan perputaran peran itu meyakinkan kita, bahwa tak ada yang abadi.
Bayi mungil, lucu dan menyenangkan saat lahir, beranjak dewasa, kemudian tua dan akhirnya mati. Kemudian, generasi berikutnya hadir, hingga diakhiri lagi dengan kematian. Itulah hidup. Seperti matahari yang tak pernah selamanya bersinar, seperti daun yang mengering saat tanggal dari tangkainya, seperti embun yang meski sedemikian indah, hanya sekian detik saja umurnya. Seperti hujan yang mungkin setiap hari turun tak pernah berhenti, tak pernah setiap yang diciptakan Tuhan di alam ini, berkuasa untuk tetap memiliki kejadiannya seutuhnya. Karena mereka hanya makhluk, yang semuanya terus berubah dan berujung pada akhir. Tak seperti Pencipta semua makhluk itu sendiri, karena Ia tak berawal, maka tak ada akhirnya pada-Nya. Sedangkan kita, atau makhluk lainnya, memiliki awal, dan sudah pasti tertulis sudah akhirnya. Kita hanya tinggal menunggu waktu.
Sebagai makhluk, tak sekedar untuk hidup Allah menciptakannya. Setiap ciptaan Allah, memiliki peran yang menjadi amanahnya. Kita semua, berdiri, berdiam diri, tertidur, berjalan, berhenti sejenak, kemudian berjalan lagi, sesekali istirahat hanya untuk menorehkan catatan diri. Tinta merah atau biru yang hendak kita pakai untuk mengisi lembaran putih catatan itu, hak sepenuhnya ada di tangan kita. Jikalah matahari selalu mempunyai catatan biru dalam buku raport-nya, begitu juga dengan rembulan, langit dan semua benda yang menghiasinya, hewan-hewan yang senantiasa ikhlas menjadi bagian hidup manusia, tetumbuhan, bumi tempat berpijak, lalu kenapa kita tak pernah iri untuk senantiasa memperbaiki catatan merah kita di hadapan Allah?
Makhluk-makhluk Allah yang lain, manusia-manusia yang berlomba menorehkan tinta biru dalam catatan akhirnya, sungguh teramat sadar bahwa waktu yang Allah berikan teramat singkat, hingga tak pernah terpikir olehnya untuk berbuat satu hal pun yang bisa menyebabkan lembaran putihnya ternoda oleh titik merah. Bersujud dan berdo’a, mencari keridhoan Allah di setiap detik, setiap langkah, dan jalan yang dilaluinya, agar tak ada sedikitpun kebencian di mata Allah keatasnya. Belajar dari manusia-manusia terdahulu yang telah mengukir nama mereka di hati Allah, semestinya saat ini, kita terus berjuang keras untuk bisa mendapatkan satu tempat di hati-Nya untuk menggoreskan nama kita.
Harta yang banyak, bukan jalan untuk bisa mendapatkan tempat di hati Allah. Kendaraan yang bagus, jabatan tinggi, status sosial terhormat, perhiasan dan berjuta keindahan dunia, juga tidak. Bukan semua itu yang akan menjadikan kita makhluk berarti di mata Dia. Karena sesuatu yang tak abadi, tak mungkin bisa menjadi bekal menuju keabadian untuk bertemu Yang Maha Abadi. Jiwa yang bersih, jiwa yang tenang, adalah jiwa yang pertama hadir dalam bentuk jasad manusia saat pertama ditiupkan. Hanya dengan kembali dengan kebersihan dan ketenangan semula, ia bisa diterima disisi Yang Maha Abadi. Maka, belajar dari semua ketidakabadian selain Allah, jangan pernah menghabiskan waktu (yang teramat sebentar ini) yang diberikan Allah ini, tanpa torehan tintas kebaikan. Mungkin besok, tak ada lagi waktu buat kita menggenggam tinta biru., berjam-jam, karena tak yakin besok masih ada waktu untuk kembali ke tempat ini..


Resensi Motivation

Abadikah Semua Itu?



Disaat Matahari menampakkan dirinya di pagi hari, dan terus menerpakan sinarnya ke setiap sudut alam hingga puncaknya pada tengah hari. Menjelang senja, ia pun mulai bersiap-siap meninggalkan singgasananya untuk bertukar peran dengan rembulan yang akan bercahaya menerangi malam hingga fajar. Bulan tak sendiri, ia ditemani oleh bintang-bintang yang berkelipan, belum lagi lintasan-lintasan benda langit lainnya yang menjadikan alam atas teramat mengagumkan. Begitu seterusnya, tak pernah matahari menguasai sepanjang hari, bulan dan bintangpun demikian. Karena sesungguhnya, tak satupun dari mereka berhak memiliki hari sepenuhnya.
Terkadang, langit cerah disertai mentari pagi yang menghangatkan menjadi mimpi terindah setiap makhluk di muka bumi. Tapi, tidak akan pernah mentari seterusnya berseri dan langit cerah, karena bukan tidak mungkin atap dunia itu berubah mendung dan menghitam, mencekam dan menebar ketakutan. Angin sejuk sepoi-sepoi yang terasa menyegarkan saat belaiannya menyentuh kulit, sesaat kemudian bisa berputar dan berputar membentuk tornado yang dalam sedetik meluluhlantakkan semua yang terhampar di bumi. Air laut yang tenang, pantai yang indah dengan ombak yang melambai indah, hamparan pasir yang halus, disaat yang lain bisa menjadi gelombang air dahsyat yang menenggelamkan sejuta harapan, meninggalkan bekas yang memilukan.
Bunga-bunga yang hari ini terlihat indah merekah, satu dua hari kemudian akan layu dan memudar warnanya, bisa karena hempasan angin, sengatan matahari dan sebagainya. Dedaunan akan tetap berwarna hijau bila ia tetap menyatu dengan tangkainya, tatkala ia luruh dan jatuh ke tanah, mengeringlah ia. Embun pagi yang bening di ujung daun, dalam beberapa detik takkan lagi terlihat. Setelah jatuh, habislah ia. Tinggal menunggu esok pagi kan datang tuk bisa menikmati kembali beningnya. Unggas pagi, berteriak lantang pertanda dimulainya hari, tidak jarang, mereka membangunkan insan yang setengah malas dan kantuk masih di sudut mata. Ketika siang, saat manusia-manusia bergegas dalam segala bentuk aktifitas mereka, makhluk lain pun menjalankan perannya masing-masing.
Menjelang senja, sinar merah kekuningan seperti meminta perhatian makhluk bumi untuk bersiap menyambut malam. Tak hanya manusia, hewan-hewan bahkan binatang melata pun beriringan menuju rumah mereka, menikmati malam, memandangi rembulan dan bintang-bintang, dan mendengarkan hewan-hewan malam bersahutan mewarnai malam yang panjang, hingga menanti datangnya fajar. Manusia-manusia aktif yang terkadang tak kenal lelah, terlelap dalam buaian selimut, mimpi, harapan serta do’a. Hingga esok, ada yang terbangun, dan ada yang tetap terlelap, menutup mata untuk selamanya. Tugasnya sebagai manusia telah selesai. Tak ada manusia yang memiliki sepenuhnya hari, tak ada makhluk yang memiliki sepenuhnya kehidupan. Dan tak ada jiwa yang memiliki sepenuhnya apapun yang sesungguhnya bukan berasal darinya. Semua perubahan, kejadian, dan perputaran peran itu meyakinkan kita, bahwa tak ada yang abadi.
Bayi mungil, lucu dan menyenangkan saat lahir, beranjak dewasa, kemudian tua dan akhirnya mati. Kemudian, generasi berikutnya hadir, hingga diakhiri lagi dengan kematian. Itulah hidup. Seperti matahari yang tak pernah selamanya bersinar, seperti daun yang mengering saat tanggal dari tangkainya, seperti embun yang meski sedemikian indah, hanya sekian detik saja umurnya. Seperti hujan yang mungkin setiap hari turun tak pernah berhenti, tak pernah setiap yang diciptakan Tuhan di alam ini, berkuasa untuk tetap memiliki kejadiannya seutuhnya. Karena mereka hanya makhluk, yang semuanya terus berubah dan berujung pada akhir. Tak seperti Pencipta semua makhluk itu sendiri, karena Ia tak berawal, maka tak ada akhirnya pada-Nya. Sedangkan kita, atau makhluk lainnya, memiliki awal, dan sudah pasti tertulis sudah akhirnya. Kita hanya tinggal menunggu waktu.
Sebagai makhluk, tak sekedar untuk hidup Allah menciptakannya. Setiap ciptaan Allah, memiliki peran yang menjadi amanahnya. Kita semua, berdiri, berdiam diri, tertidur, berjalan, berhenti sejenak, kemudian berjalan lagi, sesekali istirahat hanya untuk menorehkan catatan diri. Tinta merah atau biru yang hendak kita pakai untuk mengisi lembaran putih catatan itu, hak sepenuhnya ada di tangan kita. Jikalah matahari selalu mempunyai catatan biru dalam buku raport-nya, begitu juga dengan rembulan, langit dan semua benda yang menghiasinya, hewan-hewan yang senantiasa ikhlas menjadi bagian hidup manusia, tetumbuhan, bumi tempat berpijak, lalu kenapa kita tak pernah iri untuk senantiasa memperbaiki catatan merah kita di hadapan Allah?
Makhluk-makhluk Allah yang lain, manusia-manusia yang berlomba menorehkan tinta biru dalam catatan akhirnya, sungguh teramat sadar bahwa waktu yang Allah berikan teramat singkat, hingga tak pernah terpikir olehnya untuk berbuat satu hal pun yang bisa menyebabkan lembaran putihnya ternoda oleh titik merah. Bersujud dan berdo’a, mencari keridhoan Allah di setiap detik, setiap langkah, dan jalan yang dilaluinya, agar tak ada sedikitpun kebencian di mata Allah keatasnya. Belajar dari manusia-manusia terdahulu yang telah mengukir nama mereka di hati Allah, semestinya saat ini, kita terus berjuang keras untuk bisa mendapatkan satu tempat di hati-Nya untuk menggoreskan nama kita.
Harta yang banyak, bukan jalan untuk bisa mendapatkan tempat di hati Allah. Kendaraan yang bagus, jabatan tinggi, status sosial terhormat, perhiasan dan berjuta keindahan dunia, juga tidak. Bukan semua itu yang akan menjadikan kita makhluk berarti di mata Dia. Karena sesuatu yang tak abadi, tak mungkin bisa menjadi bekal menuju keabadian untuk bertemu Yang Maha Abadi. Jiwa yang bersih, jiwa yang tenang, adalah jiwa yang pertama hadir dalam bentuk jasad manusia saat pertama ditiupkan. Hanya dengan kembali dengan kebersihan dan ketenangan semula, ia bisa diterima disisi Yang Maha Abadi. Maka, belajar dari semua ketidakabadian selain Allah, jangan pernah menghabiskan waktu (yang teramat sebentar ini) yang diberikan Allah ini, tanpa torehan tintas kebaikan. Mungkin besok, tak ada lagi waktu buat kita menggenggam tinta biru., berjam-jam, karena tak yakin besok masih ada waktu untuk kembali ke tempat ini..


Resensi Motivation

9.5.11

Sebuah Harga Untuk Dunia



By Aldy Ian

Sahabatku,  kadang ada sebuah harga untuk semuanya di dunia ini. Saat kamu  menolak untuk menerima semua cobaan, jangan pernah salahkan orang lain jika mereka semua menginjak-injak tubuhmu..

Sahabatku..kita mungkin pernah mengalami  sebuah cobaan,  kekecewan dan kegagalan  yang kemudian  membuat diri kita merasa bahwa hidup ini tidak berlaku adil kepada kita, apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan harapan yang kita tuju, berbagai ujian datang mendera yang menjadikan diri kita  putus asa, sedih dan lemah hati, tak sanggup menerima dan membuat kita kadang sulit untuk bangkit dari segala ujian yang diberikan Tuhan  kepada diri kita.  kita merasa baHwa  hidup ini tak berlaku adil kepada diri  kita. Sering timbul pertanyaan dalam diri kita Kenapa segala keinginan yang saya inginkan dan harapkan tak pernah kunjung juga saya dapatkan?Dan kenapa cobaan itu selalu datang kepada saya? Dan mengapa harus saya?..

Sahabatku..memang ada sebuah harga untuk semuanya didunia ini. Tak ada yang memberikannya  secara gratis untuk kita. Karena setiap kisah yang kita jalani adalah sebuah gambaran tentang cobaan yang Tuhan berikan kepada diri kita. Kita mungkin sering menolak untuk diberikan cobaan oleh Tuhan. Kita kadang merasa enggan untuk menjalani semua ujian itu dengan sabar. Ada banyak keputusasaan yang selalu menyertainya. Kita selalu mengeluh, dan mengeluh, bahwa cobaan dan ujian itu selalu menyakitkan.


Sesungguhnya saat Tuhan membentuk kita semua dengan pahat-pahatnya berupa cobaan, saat itulah kita  sedang diuji. Memang, kadang itu semua menyakitkan. Namun, sekali lagi, saya yakin selalu ada sebuah harga untuk semua itu. Saat tuhan memberikan kita ujian yang berat, maka di saat lain, Tuhan juga menganugerahkan kita nikmat yang banyak pula.

Sahabatku..seperti inilah Tuhan membentuk diri kita. Pada saat Tuhan membentuk kita, tidaklah menyenaNgkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak airmata untuk cobaan itu. Tetapi sesungguhnya inilah satu-satunya cara bagi Tuhan untuk mengubah diri kita supaya menjadi  cantik dan memancarkan kemuliaan -Nya. Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kita jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

Apabila kita sedang menghadapi ujian hidup, jangan pernah kecil, karena Tuhan sedang membentuk  diri kita. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses selesai. Kita akan melihat cantiknya Tuhan membentuk kita..
(By ~ Ian)

29.4.11

Harus Sanggup



Ilustrasi by Aldy Ian

Terkadang ada saat-saat dimana saya merasa bingung, bimbang, pikiran berkecamuk, gundah gulana dan apapun itu namanya..Ntahlah,,kadangkala masih banyak rasanya sesuatu yang belum didapat, masih banyak keinginan yang belum tercapai, masih banyak tugas yang harus dikerjakan, masih banyak rangkaian cita-cita yang belum diraih.
Sebetulnya memang terlalu sulit jika dibayangkan., namun dengan niat, kemauan, keinginan keseriusan dan kerja keras, InsyaAllah semua bisa dipenuhi. Dan itu memang yang selama ini selalu saya yakini di dalam hati ..selalu dan selalu..
Tetapi kadang kenapa timbul berbagai  pertimbangan-pertimbangan lain?
Apakah saya “cukup” berani ?
Apa saya sanggup menerima segala resiko yang akan saya hadapi ?
Namun satu hal yang pasti dan Jauh dilubuk hati, Saya Harus Sanggup!! dan saya harus berani!
Ya!!! Saya harus berani, dan saya harus kuat..karena inilah hidup yang harus saya jalani demi sebuah tujuan,impian dan harapan didepan sana...

***

http://blogaldirinaldi.wordpress.com

Hidup Tanpa Tujuan







Hidup tanpa tujuan merupakan hidup yang hampa. Hampa merupakan suatu ruang sendiri yang menyita waktu dan mengarahkan hidup, pikiran dan tenaga untuk coba keluar dari kehampaan.
Apakah anda pernah melihat orang bertindak menurut kehendak orang lain?, mengikuti trend yang tengah terjadi?. People pleaser for sure….sedangkan orang lain dapat memanfaatkan keadaan dan kebaikan dari orang yang diberikan darinya.
Bayangkan, bila dunia tercipta tanpa tujuan, tanpa cikal bakal..apa yang terjadi kalo dunia tercipta dan terbentuk mengikuti perkembangan jaman?.Ups ….ternyata memang dunia tercipta sesuai dengan jaman, jaman yang di ciptakan oleh manusia itu sendiri, sampai akhirnya “Natural Selection” terjadi…setelah “selection” selesai..maka terlihat “generasi” apa yang meneruskan perjuangan manusia sebelumnya dalam memahat sejarah membentuk Dunia ini …

28.4.11

Jadi Diri Sendiri



Ilustrasi by Aldy Ian (Foto)

Sungguh merupakan suatu kedamaian bila kita mengerti bahwa kita tidak perlu menjadi orang lain, tetapi cukup dengan menjadi diri kita sendiri. hidup kita akan sangat bahagia jika kita berhenti berusaha menjadi seseorang yang bukan diri kita. sesungguhnya, kita justru akan menjadi lebih mudah untuk disukai bila kita berhenti berusaha memasang topeng yang kita pikir dapat menarik hati orang lain.


Dapatkah kita melihat diri sendiri untuk mengetahui apa saja yang benar benar ada dalam diri kita? dapatkah kita melihat segala sesuatu dengan jelas dan mengenalinya dengan tepat dan benar? Kita dapat melakukannya selama kita mau bersikap terbuka dan jujur dengan diri sendiri, sehingga kita bisa terbebas dari pendistorsian diri atau pemalsuan diri. Kita tidak boleh menyebutkan cemburu sebagai cinta. Itu hanya akan memperburuk masalah yang sudah buruk.


Apakah kau masih menyukaiku?Pertanyaan ini sama dengan pertanyaan : “dapatkah aku menyukai diriku sendiri?” Dan, dapatkah aku menyukai diriku sendiri meski aku tidak sempurna? Kita akan merasakan kedamaian yang sejati bila kita mau mencukupkan diri dengan kenyataan diri kita dan mau hidup dengan menjadi diri kita sendiri. Lagipula, hal itu adalah sesuatu yang orang lain harapkan dari kita.


Jadi Diri Sendiri



Ilustrasi by Aldy Ian (Foto)

Sungguh merupakan suatu kedamaian bila kita mengerti bahwa kita tidak perlu menjadi orang lain, tetapi cukup dengan menjadi diri kita sendiri. hidup kita akan sangat bahagia jika kita berhenti berusaha menjadi seseorang yang bukan diri kita. sesungguhnya, kita justru akan menjadi lebih mudah untuk disukai bila kita berhenti berusaha memasang topeng yang kita pikir dapat menarik hati orang lain.


Dapatkah kita melihat diri sendiri untuk mengetahui apa saja yang benar benar ada dalam diri kita? dapatkah kita melihat segala sesuatu dengan jelas dan mengenalinya dengan tepat dan benar? Kita dapat melakukannya selama kita mau bersikap terbuka dan jujur dengan diri sendiri, sehingga kita bisa terbebas dari pendistorsian diri atau pemalsuan diri. Kita tidak boleh menyebutkan cemburu sebagai cinta. Itu hanya akan memperburuk masalah yang sudah buruk.


Apakah kau masih menyukaiku?Pertanyaan ini sama dengan pertanyaan : “dapatkah aku menyukai diriku sendiri?” Dan, dapatkah aku menyukai diriku sendiri meski aku tidak sempurna? Kita akan merasakan kedamaian yang sejati bila kita mau mencukupkan diri dengan kenyataan diri kita dan mau hidup dengan menjadi diri kita sendiri. Lagipula, hal itu adalah sesuatu yang orang lain harapkan dari kita.


Jadi Diri Sendiri



Ilustrasi by Aldy Ian (Foto)

Sungguh merupakan suatu kedamaian bila kita mengerti bahwa kita tidak perlu menjadi orang lain, tetapi cukup dengan menjadi diri kita sendiri. hidup kita akan sangat bahagia jika kita berhenti berusaha menjadi seseorang yang bukan diri kita. sesungguhnya, kita justru akan menjadi lebih mudah untuk disukai bila kita berhenti berusaha memasang topeng yang kita pikir dapat menarik hati orang lain.


Dapatkah kita melihat diri sendiri untuk mengetahui apa saja yang benar benar ada dalam diri kita? dapatkah kita melihat segala sesuatu dengan jelas dan mengenalinya dengan tepat dan benar? Kita dapat melakukannya selama kita mau bersikap terbuka dan jujur dengan diri sendiri, sehingga kita bisa terbebas dari pendistorsian diri atau pemalsuan diri. Kita tidak boleh menyebutkan cemburu sebagai cinta. Itu hanya akan memperburuk masalah yang sudah buruk.


Apakah kau masih menyukaiku?Pertanyaan ini sama dengan pertanyaan : “dapatkah aku menyukai diriku sendiri?” Dan, dapatkah aku menyukai diriku sendiri meski aku tidak sempurna? Kita akan merasakan kedamaian yang sejati bila kita mau mencukupkan diri dengan kenyataan diri kita dan mau hidup dengan menjadi diri kita sendiri. Lagipula, hal itu adalah sesuatu yang orang lain harapkan dari kita.


Belalang Dalam Kotak (Resonansi Jiwa)




Seekor belalang A yang telah lama terkurung dalam sebuah kotak, suatu hari berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya. Dengan gembira ia melompat lompat menikmati kebebasannya. Diperjalanan dia bertemu dengan belalang B, namun dia keheranan mengapa belalang B itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.
Dengan penasaran ia menghampiri belalang B itu dan bertanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh ?”.
Belalang B pun menjawabnya dengan pertanyaan “Dimanakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.” Saat itu belalang A baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.
Kadang kadang kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang A. Lingkungan yang buruk, hinaan, masa lalu yang buruk, kegagalan yang beruntun, perkataan teman atau pendapat tetangga seolah membuat kita terkurung kotak semu yang membatasi semua kelebihan kita.
Lebih sering kita mempercayai mentah mentah apapun yang mereka voniskan kepada kita tanpa pernah berpikir benarkah Anda separah itu? Bahkan lebih buruk lagi, kita lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri. Tidakkah Anda pernah mempertanyakan kepada nurani bahwa Anda bisa “melompat lebih tinggi dan lebih jauh” kalau Anda mau menyingkirkan “kotak” itu ? Tidakkah Anda ingin membebaskan diri agar Anda bisa
mencapai sesuatu yang selama ini Anda anggap diluar batas kemampuan Anda ? Beruntung sebagai manusia kita dibekali Tuhan kemampuan untuk berjuang,tidak hanya menyerah begitu saja pada apa yang kita alami. Karena itu teman, teruslah berusaha mencapai apapun yang Anda ingin capai.
Sakit memang,lelah memang… tapi bila Anda sudah sampai di puncak semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.Kehidupan Anda akan lebih baik kalau hidup dengan cara hidup pilihan Anda. Bukan cara hidup seperti yang mereka pilihkan untuk Anda.

Resonansi Jiwa

Bila Ini Adalah Akhir



Bila waktu kini adalah terakhir bagimu, apa yang kan kau lakukan?
Bila saat ini adalah hari terakhir sudah kah dendam kau hapuskan?
Bila hanya 1 jam waktu mu yang tersisa, sudahkah maaf kau pintakan?
Bila hanya 1 menit waktumu yang tersisa, pernahkah kau buat orangtuamu bahagia?
Jika detik ini terakhir, siapkah bekalmu menuju perjumpaan dengan Nya?
Aku tak pernah tau jika pertanyaan itu tertuju padaku..
Aku merasa belum apa apa dengan waktu yang ada..
Aku belum cukup menorehkan jejakku di atas bumi ini..
bahkan alam pun mungkin belum mengenalku..
Aku belum berbuat banyak, Tuhan…
Jika ku tau waktuku terlalu singkat, setiap detik akan kuisi dengan cinta yang membuatMu bangga telah menciptakan aku..
Ku Mohon, beri aku waktu….
 ****
kiriman seorang teman

27.4.11

Jangan Berhenti




Perjalanan yang tak akan pernah ada habis
di atasnya pernah terbaring
beku, bercair menjadi panutan
tertimpa untuk maju
angan dan harapan haruslah dikejar
mimpi jadi seseorang yang berguna
mencapai sebuah impian yang tak pernah ia alami
berjalan dan berjalanlah
teruslah dan teruslah
janganlah berhenti dipersinggahan
maju dan majulah
lawan……dan lawan lah?
semua hidup pasti ada perjuangan
kerja dan berkerjalah
apa yang kamu mau…
jangan pernah berhenti....